119
views
         

Banggar : Pemerintah Harus Segera Atasi Kebocoran BBM Bersubsidi

22 Sep 2011 | 20:13 WIB

Jakarta (22/9) Kebocoran BBM bersubsidi masih terus terjadi terutama di daerah-daerah pertambangan dan perkebunan. Hal ini membuat kuota BBM dalam APBN-P 2011 direvisi menjadi 40,49 juta kiloliter dari sebelumnya di APBN 2011 sebesar 38,5 juta kiloliter. Namun kuota tambahan itu pun dinilai tidak akan mencukupi jika pemerintah tidak melakukan hal apa pun untuk mengendalikan konsumsi dan mencegah kebocoran BBM bersubsidi. Menurut BPH Migas jika tidak dilakukan langkah penghematan, konsumsi BBM bersubsidi tahun 2011 bisa mencapai 41,8 juta kiloliter.

 

Terkait hal tersebut, Ecky Awal Mucharam, anggota Badan Anggaran DPR RI mendesak pemerintah untuk segera melakukan langkah konkret untuk menekan konsumsi BBM bersubsidi, terutama dari sisi kebocoran dalam penyaluran BBM bersubsidi. Hal ini disampaikan Ecky di ruang kerjanya di DPR, Kamis (21/9). “Menurut BPH Migas dari empat bulan pertama penyaluran BBM bersubsidi di tahun 2011 ini kebocorannya mencapai 10-15 persen. Jika tren ini berlanjut dalam setahun maka kebocoran BBM bersubsidi dari kuota yang mencapai 40,49 juta kiloliter dapat mencapai 4-6 juta kiloliter. Jika diasumsikan subsidi BBM per liter sekitar 3-4 ribu rupiah maka kerugian yang ditanggung negara mencapai 12-24 triliun rupiah per tahun. Ini jumlah yang sangat besar yang dinikmati para perampok uang negara,” kata Ecky.

 

Menurut politisi PKS ini untuk menyelundupkan 4-6 juta kiloliter BBM tidak mungkin tanpa keterlibatan oknum aparat keamanan dan orang dalam Pertamina. Jadi sumbernya ada di pemerintah sendiri, jika ingin serius menyelesaikan harusnya bisa.  “Dengan disparitas harga BBM internasional dengan harga BBM domestik yang sangat tinggi penyelundupan pasti marak, pemerintah harusnya siap menghadapi ini. Masalahnya pasti akan ada orang-orang yang merasa bisnisnya terganggu, ini yang sulit. Tapi negara tidak boleh kalah, pemerintah harus bisa mengatasi ini karena menyangkut uang negara yang sangat besar,” tutup Ecky.


BERITA TERBARU LAINNYA

MEDIA PKS