Impor Lebih Besar daripada Ekspor, Industri Gulung Tikar
16 Oct 2011 | 23:36 WIBJakarta (16/10) Sampai Agustus 2011 Indonesia mengalami defisit perdagangan dengan China. Ekspor Indonesia ke China mencapai US $ 12,8 miliar yang didominasi barang mentah, sedangkan impor China ke Indonesia sebesar US $ 16,3 miliar. “Sulitnya berkompetisi dengan industri luar negeri (China) membuat pengusaha Indonesia memilih beralih menjadi pedagang dari pada meneruskan kegiatan produksi, karena dinggap lebih menguntungkan. Hal ini seharusnya tidak boleh terjadi, pemerintah harus dapat membuat kebijakan yang mendukung dunia industri,” Demikian disampaikan Anggota Komisi VI DPR Mustafa Kamal di Jakarta, Ahad (16/10).
Imbasnya, kata Kamal, Industri besar pada saat ini mengalami penyusutan. Pada tahun 2006 terdapat 29.500 perusahaan, namun saat ini menyusut menjadi 25.000 persahaan. Pada tahun 1997, pertumbuhan industri pengolahan bisa mencapai 20%, namun saat ini tidak bisa melebihi 5%. Dalam pandangan Politisi muda yang juga merupakan Ketua Fraksi PKS DPR ini, menurunnya jumlah perusahaan salah satunya disebabkan dukungan pemerintah yang tidak maksimal pada industri lokal. “Pemerintah harus bisa mensupport pertumbuhan industri pengolahan sehingga terjadi peningkatan dari tahun ke tahun, bukan malah terjadi penurunan,” ungkap Kamal.
“Pemerintah harus melakukan perbaikan infrastuktur baik di dalam maupun di luar Jawa. Perbaikan infrastruktur ini akan dapat mendorong daya saing industri dalam negeri dan akan mendorong iklim investasi.” tutup Ketua DPP PKS Bidang Kebijakan Publik ini
Impor Lebih Besar daripada Ekspor, Industri Gulung Tikar>
16 Oct 2011 | 23:36 WIB
|
Pemerintah Harus Segera Cairkan PMN Merpati>
16 Oct 2011 | 22:35 WIB
|
Hasil RAPIMNAS 2011 PKS: Reshuffle Tanggung Jawab SBY>
15 Oct 2011 | 18:11 WIB
|
Tifatul: Hasil Rapimnas PKS Akan Disampaikan ke SBY>
15 Oct 2011 | 07:00 WIB
|
Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq: Peluang PKS Masih 50:50>
15 Oct 2011 | 06:15 WIB
|