Kebijakan Penarikan Devisa Ekspor Penting Untuk Menolong Industri
25 Sep 2011 | 15:45 WIBJakarta (23/9) Penurunan nilai tukar rupiah terhadap Dolar AS dinilai cukup mengkhawatirkan. Penurunannya yang cukup signifikan serta ancaman ketidakpastian terkait memburuknya perekonomian global akibat krisis utang AS dan Eropa, harus direspon oleh pemerintah. Demikian disampaikan Anggota Komisi VI DPR RI Ecky Awal Mucharam di Jum’at. (23/9)
Menurutnya, yang dibutuhkan saat ini adalah sumber devisa yang lebih stabil dan tidak fluktuatif seperti capital inflow dari pasar modal dan surat utang. “Apalagi diperkirakan nilai impor Indonesia akan semakin besar di tahun 2012, kita butuh devisa untuk membiayai impor," kata Ecky.
Menurut politisi PKS itu impor Indonesia selama ini didominasi impor barang modal dan bahan baku penolong, sementara impor barang konsumsi kecil. Sehingga kalau kinerja impor terganggu maka akan mengganggu kinerja perindustrian secara keseluruhan. "Impor barang modal mencapai 22 persen, impor bahan baku penolong mencapai 71 persen, sementara impor barang konsumtif hanya sekitar 7 persen. Kalau tidak ada devisa kita tidak bisa mengimpor mesin-mesin dan bahan baku untuk industri kita," kata Ecky.. Untuk itu Ia sepenuhnya mendukung langkah Bank Indonesia untuk mengamankan devisa dengan kebijakan penarikan devisa hasil ekspor untuk melindungi perindustrian di dalam negeri.Demikian Ecky
Pemerintah Salah Kaprah Memahami Koperasi>
28 Sep 2011 | 11:56 WIB
|
Evaluasi 2 Tahun Mitra Komisi X DPR: Rapor Merah Kemenpora>
28 Sep 2011 | 06:58 WIB
|
Program Penanganan Fakir Miskin Harus Jelas dan Terukur>
27 Sep 2011 | 18:55 WIB
|
Perlindungan Tenaga Kerja, Fokus Utama Pertemuan APA>
27 Sep 2011 | 08:39 WIB
|
Wajib Belajar 12 Tahun Jangan Hanya Retorika>
27 Sep 2011 | 08:37 WIB
|