PKS Lantik Kader Dewasa Se-Lampung
09 Jan 2012 | 11:45 WIBLAMPUNG - Seluruh kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) harus mampu memenuhi seluruh relung kehidupan. Tidak semata berbangga dianggap sebagai ruh baru tapi juga bisa berjalan beriringan, bekerjasama dengan elemen-elemen kemasyarakatan lainnya maupun dengan elemen formal negara.
Demikian disampaikan Ketua Umum Dewan Pengurus Wilayah (DPW) PKS Lampung Gufron Azis Fuadi saat melantik tak kurang dari 61 kader dewasa baru PKS dari sepuluh Dewan Pengurus Daerah (DPD) se-Lampung di Gedung Serba Guna Ragom Sejahtera PKS Jalan Untung Suropati Bandar Lampung, Minggu (8/1/2012).
“Pelantikan yang dilanjutkan dengan workshop anggota dewasa baru ini penting karena inilah antara lain esensi sebagai partai kader yang sudah menyusun rencana maupun program kaderisasi secara sistematis ke depan,” jelas Ketua Bidang Kaderisasi DPW PKS Lampung Komirudin Imron yang mengomandani peralihan 61 kader madya PKS menjadi kader dewasa tersebut.
Dijelaskan oleh Komirudin yang juga anggota DPRD Lampung Selatan ini, di PKS terdapat jenjang pengaderan mulai anggota mula sampai purna. “Dan setiap jenjang ada proses pembinaan yang disesuaikan dengan kebutuhannya,” lanjut Komirudin. Anggota dewasa diharapkan dapat menjadi basis pembinaan pada jenjang keanggotaan di bawahnya.
"Pembinaan di PKS sendiri tak semata bermuatan an sich politik, justru utamanya berisi pengokohan aspek ideologis maknawi kader juga agar kokoh dari segi visi," lanjut Komir.
“Ke depan proses pelantikan ini akan rutin. Setiap struktur ada tugas masing-masing. Untuk anggota dewasa pelantikan dilakukan oleh DPW (level provinsi), pelantikan anggota madya di DPD, dan seterusnya,” jelas pria yang juga sering dipanggil Uskom atau Ustadz Komir ini. Dengan jenjang kepartaian seperti ini harapannya lebih terseleksi bukan cuma kuantitas tapi juga kualitas kader.
PKS menerapkan standar penentuan level kader yang dijabarkan berdasar sepuluh aspek pemenuhan yaitu akidah yang lurus (salimul aqidah), ibadah yang benar (shohihul ibadah), cerdas intelektual (mutsaqoful fikr), akhlak yang kokoh (matinul khuluq), kemampuan bekerja dan berpenghasilan (qodirun ‘alal kasbi), jasmani yang kuat (qowiyul jismi), mentalitas kesungguhan (mujahidu linafsihi), manajerial dan keteraturan (munazham ‘ala syu’unihi), kemampuan mengelola waktu (haritsun ‘ala waqtihi), dan kemanfaatan pada lingkungan sekitar (nafiun ligoyrihi).
“Aspek salimul aqidah misalnya bagaimana keyakinannya terhadap pertolongan Allah, atau shohihul ibadah berapa kali dalam sepekan dia sholat malam/tahajud, berapa juz baca Al-Qur’an,” jelas Komir. Dan setiap jenjang tentu punya pembobotan yang berbeda-beda.
“Tahun ini ada penitikberatan pada tingkat kemanfaatan kader di lingkungan. Besar harapan bahwa kesolehan pribadi kader juga dapat berimbas pada kemanfaatannya di keluarga, di tetangga, atau di lingkungan profesinya,” pungkas Komir. []
Pencabutan Perda Miras Dorong Kriminalitas & Dekadensi Moral Anak Bangsa
10 Jan 2012 | 20 : 28 WIB
|
DPP PKS Latih Relawan Perempuan
10 Jan 2012 | 16 : 17 WIB
|
Anis Matta: KPK Harus Tuntaskan Kasus Century
10 Jan 2012 | 14 : 25 WIB
|
Hentikan Pengiriman PLRT ke Negara Arab
09 Jan 2012 | 20 : 07 WIB
|
PKS Kampung Lalang dan Sei Sikambing B Gelar Bakti Sosial
09 Jan 2012 | 15 : 19 WIB
|