PKS: Reshuffle Dasarnya Harus Kinerja
25 Sep 2011 | 17:30 WIBSidoarjo-Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq menyatakan, sekaranglah momentum yang paling tepat bagi Presiden SBY untuk melakukan reshuffle kabinet. Namun dia mengingatkan, dasar melakukan reshuffle haruslah perbaikan kinerja pemerintahan. Bukan untuk memenuhi ambisi para pialang politik yang berambisi untuk memanfaatkan kursi kementerian untuk kepentingan Pemilu 2014.
"Kalau dasarnya perbaikan kinerja pemerintah, silakan. Tetapi jika untuk kepentingan kapitalisasi 2014, sebagai mitra koalisi PKS menyayangkan," kata Luthfi, Minggu (25/6) di Sidoarjo, Jawa Timur.
Menanggapi isu ada menteri asal PKS yang terkena reshuffle, Luthfi mengatakan. Reshuffle adalah hak prerogratif Presiden. Buat PKS ada atau tidak ada di dalam kabinet bukan halangan untuk terus bekerja.
"Berada di manapun kita bekerja. Apakah itu di kabinet, parlemen, maupun jalanan," tegas Luthfi.
Di kabinet bekerja memberikan kontribusi untuk perbaikan pemerintahan. Di parlemen sebagai kekuatan penyeimbang. Di jalanan sebagai kekuatan penekan.
"J," tandas dia.
Luthfi mengingatkan, masa kerja efektif pemerintahan SBY praktis tinggal dua tahun dari tiga tahun masa pemerintahannya sekarang. Karena memasuki 2014 menteri-menteri asal parpol dan yang direkomendasi oleh parpol akan sibuk menyambut Pemilu.
Karena itu, reshuffle harus makin meningkatkan kerja pemerintahan dalam waktu yang demikian singkat. Jika tidakdan hanya untuk komoditas politik justru akan membuat SBY makin tidak populer. Ini adalah masa krusial bagi pemerintahan SBY.
Sebagai mitra koalisi, PKS berharap SBY bisa melewati masa krusial tersebut dan mengakhiri masa jabatannya dengan baik.
Pemerintah Salah Kaprah Memahami Koperasi>
28 Sep 2011 | 11:56 WIB
|
Evaluasi 2 Tahun Mitra Komisi X DPR: Rapor Merah Kemenpora>
28 Sep 2011 | 06:58 WIB
|
Program Penanganan Fakir Miskin Harus Jelas dan Terukur>
27 Sep 2011 | 18:55 WIB
|
Perlindungan Tenaga Kerja, Fokus Utama Pertemuan APA>
27 Sep 2011 | 08:39 WIB
|
Wajib Belajar 12 Tahun Jangan Hanya Retorika>
27 Sep 2011 | 08:37 WIB
|